Senin, 03 November 2008

bumi ini

bertambah panasnya dunia ini
semakin tak terasa sejuknya angin
semakin tak terdengarnya kicauan nyanyian alam…
semakin hilang jernihnya air sungai
hanya keringat manusia serakah yang sering menetes dibumi…
dan semakin keringnya tanah yang dia pijak
tak ada lagi pohon yang tumbuh, hanya gedung yang sanggup bertahan saat ini
kemana manusia yang dulu merindukan kesejukan dan kedamaian….
kini hilang, melupakan keheningan dan kesejukan udara bersih..
tidak kah manusia merindukan itu semua…
sadarlah manusia serakah, masih banyak pekerjaan yang tidak harus merusak tempat tinggalmu sekarang….
bumi ini rumah kita bersama….
jaga dan rawatlah bumi….

antologi
Pohon Hijau
Batang, Ranting, dan Daun Mahkotanya


Ia masih seperti yang dulu
Terlihat kemarin pagi
Ia masih seperti yang dulu
Kulihat kemarin siang
Masih…….. Ia tetap seperti yang dulu
Terlihat lagi sore kemarin

Hujan terlalu lama untuk diturunkan
Matahari terlalu gahar untuk dimandikan
Alam melanglang, embun berganti deburan topan
Debu menggelora
Panas menyengat datang

Aahh….Ia masih seperti yang dulu
Terlihat pagi ini, mentari mercusuar dunia
Oh Tuhan….Ia masih seperti yang dulu
Kulihat lagi sore ini, menggalang sunyi menatap prahara

Akar, Batang………..
Ia masih seperti yang dulu
Tetap tangguh, menancap kokoh menusuk perut bumi
Batang, ranting………bermahkotakan Daun
Selalu, seperti dulu
Kulitnya coklat, merona menyerap mentari
Daunnya segar menghijaukan
Seperti yag aku lihat dulu, diperjalanan hidupku

Oh…Tuhan…..
Ia berbeda hari ini, meranggas, tanpa mahkota

Batang, Ranting…..
Tetap seperti yang dulu
Tapi tak coklat seperti pertama dulu
Legam, pekat….
Ia terbakar, ia telah mati, ia tercabik mahkotanyapun hilang
Tanpa daun

Tepat hari ini
Gelora mentari congkak telah membakarnya
Diatas kepala tersenyum
Mentari tersenyum gahar

Pohon itu…..
Batang itu…..
Ranting itu……
Mahkotanya……..hilang
Hutanku tak seperti yang dulu
Hari ini kulihat siang tadi
Diperjalanan hidupku


FI

Jumat, 31 Oktober 2008

HIJAUKAN TANAH INI

Ketika pohon-pohon nan hijau bertumbangan
udara mulai memanas nan menyengat
Air dan lautan mulai keruh menghitam
Penghuni dalam lautan meratap sekarat tak berdaya
Tanah mulai meradang gersang dan berasap tebal
Binatang-binatang punah korban pembantaian brutal manusia
Dan terakhir manusia-manusia musnah korban pembantaian keserakahan
Bayangkan…, begitu seram masa depan tanah ini.

Aneh…, justru manusia-manusia saling menuding dan saling berkata benar
Nyatanya tanah ini merintih, merana, dan berdarah
Adakah suatu hukum yang adil ditanah ini ?
Atau suatu hukum sedang sembunyi ketakutan ?
Gara-gara kelompok manusia serakah yang kejam
Berakibat pembantaian masal hewan-hewan, pepohonan, dan manusia sendiri
Jika terlihat kelompok manusia sedang membantai keji hutan hijau
Tembak sajalah!

Hijaukan tanah ini !
Demi manusia-manusia , demi hewan-hewan, demi penghuni dalam lautan
demi pepohonan nan rindang, demi masa depan anak-anak bangsa

kita kehilangan lagi

Kita telah kehilangan simfoni burung-burung di pagi hari
berganti jerit riuh kendaraan, manusia-manusia yang berlari
didesak. Didesak-desak
kebutuhan-kebutuhan manusia kini
berlari mengejar materi. tamak.
tak henti. tak hentihenti

Kita telah kehilangan lembut angin
menerbangkan aroma rumput wangi
berganti aroma sampah bertebaran

Kita telah kehilangan murni udara pohon-pohon hijau

Kini hanya tersisa
hutan-hutan yang risau
satwa-satwa yang gelisah
pohon-pohon yang resah
(kapan giliran mereka disesah?)

Kita telah kehilangan senja dan langit berwarna jingga
di hari-hari kita
berganti kini dengan keruh mega
tertutup emisi gas rumah kaca

Kita telah kehilangan musim yang manis
Yang dulu silih berganti dengan teratur
tak seperti kini
hujan dan kemarau tertukar
pada musim yang tak benar

Kita telah kehilangan
Tak terhitung bilangan

Akankah kita kehilangan lagi
anak-anak masa depan
tanpa harapan?


ptrnbjk

Ini salah kita

Mengapa burung tak bernyanyi
mengapa hutan tak ada lagi
mengapa banjir melanda bumi

mengapa satwa tak berbunyi
mengapa hutan terbakar lagi
mengapa pohon sudah menghilang
mengapa longsor terjadi lagi
ini juga salah kita semua

-ufi-

alam tak diam

Gemericik suara air yang mengalir
Belaian angin yang lembut
Menyibakkan mahkotaku
Mengurai makna
Bahwa alam ini tak diam

Alam ini bicara
Dengan bahasanya yang lembut
Diiringi mozaik abadi
Yang selalu menghibur kita

Berikan kasih sayangnya
Memberikan kedamaian dijiwa
Memberikan warna dalam hidup

Lalu mengapa kita tidak menyayangnya
Memberikan sentuhan halus hati
Menegurnya dengan senyuman ramah !

अलाम्सिअपा

Gemericik suara air yang mengalir
Belaian angin yang lembut
Menyibakkan mahkotaku
Mengurai makna
Bahwa alam ini tak diam

Alam ini bicara
Dengan bahasanya yang lembut
Diiringi mozaik abadi
Yang selalu menghibur kita

Berikan kasih sayangnya
Memberikan kedamaian dijiwa
Memberikan warna dalam hidup

Lalu mengapa kita tidak menyayangnya
Memberikan sentuhan halus hati
Menegurnya dengan senyuman ramah !

Puisi Alam (yang tak terberikan)

Masih seperti hidup berkesan di dalam benakku
Hutan rimba jauh di sana terhias oleh hijau yang abadi beribu-ribu bunga
Kudaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat berbeban

Jika matahari yang kulihat adalah terang
Maka sinarnya belum menerangi seluruh isi ruangku
Silau terhampar
Hilangkan udara segar

Musim hujan segera menuju jurang malam
Lambat laun mengantar siang
Jiwa alam gemulai lunglai
Bara menyala membuang jiwa lajang yang merdeka

Pesanmu berhujanan menghambur bergegas
Cinta tak dapat untuk kau berikan

N_S

pohon dan laut

dipepohonan
burung-burung belajar berbicara
dengan lidah kecilnya,
tapi aku tak mengerti,
dilaut
ikan-ikan belajar terbang
dengan sayap yang keperak-perakan,
tapi aku tak mengerti.
karena aku hanyalah hutan kecil yang
tak tahu kenapa ditanam dialam untuk
dimusnahkan.

Katanya

Katanya kalian adalah tanganNya untuk kami
Nyatanya kalian hanya panjang tangan
Malang melintang di hutan kami
Menebar benci dan dengki

Katanya ajaran yang di amanatkan kepada kalian adalah cinta kasih
Nyatanya sekedar cinta pada diri yang tak terkendali
Katanya kalian pencinta alam
Nyatanya sekedar suka bercinta dengan alam

Dari kami kalian berasal
Tapi kami asing dengan kalian
Kalian toreh kulit kayu dan batu kami
"hanya tuk sekedar nama-nama kecil

Jinjinglah terompahmu
Injaklah kaki di batu-batu kecil kami yang memberi refleksi
Berwudhu'lah di air kami
Basuh mukamu sepuas syukurmu

Syukur jauh dari sekedar memuji-Nya
Syukur jauh dari sekedar menikmati
Makanlah dengan tangan telanjang di tepi kolam kami
Bersama teratai,capung,burung,katak dan burung-burung kami
Bersatulah dengan kami

Binalah tempat berpijakmu ini
Niscaya akan kami mintakan kepadaNya
Pemilik jagad ini
"tuk meneguhkan kedudukanmu dimuka bumi

Sampai suatu saat,
Kami kehilangan dari pandanganmu
Karena kami hanya segelintir ayat-Nya
Di jagad-Nya yang luas ini

S-B

bila

Bila angin
kehilangan desirnya
daun-daun kering
takkan mau
meluruhkan tubuhnya

Bila langit
kehilangan kebiruannya
burung-burung
takkan mau
mengepakkan sayapnya

Bila sungai
kehilangan kejernihannya
ikan-ikan
takkan mau
mengibaskan ekornya

Bila bulan
kehilangan sinarnya
malam-malam
akan gelap tanpa cahaya

Bila hutan
kehilangan pohon-pohon
hewan-hewan
kehilangan tempat tinggalnya

Bila bukit
kehilangan kehijauannya
sungai-sungai
akan kering selamanya

Bila petani
kehilangan sawah ladangnya
kanak-kanak
akan menitikkan air mata

Bila manusia
kehilang kemanusiaannya
alam semesta
akan tertimpa bencana
dan bertanya angin kering
"Perlukah memanusiakan manusia?".

Selasa, 28 Oktober 2008

Alam yang Megah

Angin yang berhembus pelan
Menggoyang rerumputan di sekitarnya
Kicauan burung nan merdu
Disertai pepohonan nan bergoyang
Menambah semaraknya alamku
Alam yang megah

Kupandang lagi jauh alamku
Dan kembali teringat olehku perbuatan yang kejam
Perbuatan kejamku, kamu dan yang lainnya
Yang telah merusak alam sendiri
Dan menjadikannya sesuatu yang tidak berguna lagi

Kini, alamku memang tak seindah dulu
Tapi, aku dan semuanya berjanji
akan terus menjaga mu dari intaian
makhluk-makhluk pengganggu

Hei!!
Jangan termenung saudaraku
Bangkitlah,
Ayo, kita jaga alam kita
Agar kembali seindah dan semegah dulu


from R-k

sendiri

Sendiri

itulah yang sering terucap

saat tidak memiliki siapapun

merasa diri sangat bodoh

sangat bersalah

ketika semua telah berakhir

dan berada dalam sendirian

kegelapan menyelimuti

wajah menampakkan ketegaran

tetapi apakah benar?

apakah yang dilakukan ini benar?

apakah tidak ada kata tangis

dan penyesalan

tangis yang terus-menerus

menyesali diri ini

benci terhadap diri ini

muak terhadap diri ini

tapi ada satu hal

keinginan kecil

jauh di lubuk hati

untuk mencari

secercah cahaya

sebuah tangan

untuk berharap

dapat membawa kembali

kepada kebersamaan

dalam sinar mentari pagi

dan tertawa kembali

Hanya untuk langit

Malam ini langit tak berbintang
Hujan turun dengan begitu deras
Saai itu kutahu....
Bahwa langit mengerti atas kesedihanku
Langit mengerti atas semua penderitaanku
Untuk itulah langit menurunkan hujan untukku
Langit ingin melihatku bahagia
langit ingin melihatku tersenyum...
Kuberlarian dengan diguyur air hujan yang dingin
Supaya hujan menghapus semua air mataku...
Semua penderitaan dan kesedihanku...
Semuanya akan hanyut bersama air yang mengalir..
Biarlah...
Biarlah semuanya berlalu
Akan kubuka lembaran yang baru...
Dan gadis ini akan memperlihatkan senyuman terindahnya...
Hanya untuk langit

from WSU

Rabu, 22 Oktober 2008

Edelweis dan keabadiannya

siapa yang tidak kenal dengan bunga yang satu ini. saya yakin semua yang mengaku mapala atau komunitas pecinta alam pasti akan dengan segera mengakui bahwa ia mengenalnya. namun apa jadinya jika keabadian bunga ini diusik oleh tangan-tangan jahil, yang kemudian memetiknya untuk dibawa pulang. lebih parah lagi kalo dipetik hanya untuk pembenaran atau bukti bahwa ia telah mencapai puncak gunung tertentu.

bunga Edelweis ada beberapa macam warnanya, tergantung dari habitat dimana ia tumbuh. di gunung Arjuno dan Welirang (jawa-timur), bunga ini akan berwarna sedikit kkuningan. di beberapa gunung lain, warnanya pun akan lain. biru, sedikit kemerahan. yang paling banyak ditemui adalah warna putih. ada juga yang berwarna-warni (karena di cat oleh penjualnya, hehehe….)

sekiranya bunga ini dipetik, dan kemudian di tunjukkan pada orang lain yang ada di bawah (yang gak ikutan naik gunung, mis), saya bisa menyebutnya sebagai suatu perusakan ekosistem dan habitat. meskipun bunga ini disebut juga dengan bunga abadi, namun alangkah lebih baiknya jika kita tidak memetiknya dan menjadikannya sebagai hiasan di rumah. lebih parah lagi jika bunga ini nantinya akan diberikan pada kekasih pujaan hati. Wuih…….ga Gentle banget tuh orang. kalo jadi cewek yang dikasih bunga, malah ku suruh balkin lagi aja di tempatnya semula.

sudah banyak peraturan yang melarang untuk membawa pulang bunga edelweiss ini. di Gunung Semeru, siap-siap jika ketahuan memetik bunga ini, berendam di Ranu Kumbolo atau Ranu Regulo. Wuih…dingin banget. makanya, jangan coba2 ngambil ya. kalo diambil� terus, maka keabadiannya akan hilang lho….. kesadaran akan kestabilan habitat dan ekosistem lingkungan akan membuat kita semakin bijak dalam memahami alam. So…..don’t take this flower home. I mean it….� :-)

Teknik Dasar Alam Bebas

"Setiap tahun banyak sudah korban berjatuhan disetiap pendakian....takdirkah? atau karena
ulah manusianya sendiri?"





Berita duka datang silih berganti. Banyak rekan-rekan pendaki mengalami musibah maut dalam kegiatan alam bebas ini. Orang mungkin bisa saja mengatakan itu adalah 'takdir'. Ya...itu memang sudah kehendak Yang Maha Kuasa, tapi manusia juga ikut menentukan takdirnya sendiri. Adakah yang salah?

Bila kita perhatikan gejala para pendaki lokal (memang tidak semuanya), mereka melakukan pendakian lebih banyak mengandalkan tenaga dan keberanian atau bisa dibilang nekat. Padahal dalam melakukan pendakian banyak hal yang perlu diperhatikan.

Itulah mengapa ada yang dinamakan Manajemen Perjalanan/Pendakian. Segala sesuatunya harus diatur dan dianalisa. Walupun kita hanya melakukan pendakian biasa bukan sebuah expedisi. Namun Manajemen Perjalanan harus tetap diterapkan. Bahkan hal-hal kecilpun harus dipikirkan.

Bila saja para pendaki memahami dasar-dasar manajemen perjalanan, maka akan semakin meminimalkal musibah dan korban kegiatan alam bebas ini. Kebanyakan korban yang jatuh akibat bahaya subjektif (dari diri sendiri). Ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang Manajemen Perjalanan dan teknik hidup di alam bebas.

Dan satu hal yang juga penting adalah menjaga ahlak kita, bagaimana kita bersikap terhadap alam, karena kadang faktor 'X' pun bisa menjadi sebabnya.

Senin, 22 September 2008

perlengkapanBACKPACKER

Apa Saja Perlengkapan Wajib Backpacker…

Anda berencana jadi backpacker -turis dengan ransel di punggung sambil berjalan kaki- ke alam bebas atau alam liar? Nah, apa saja perlengkapan yang harus dibawa?
Berikut adalah daftar perlengkapan wajib backpacker meski sesungguhnya kondisi daerah tujuan akan sangat menentukan jenis barang yang dibutuhkan. Saat ke pantai di daerah tropis misalnya, Anda tidak perlu jaket wool tetapi saat naik gunung jaket itu akan sangat diperlukan.
Perlengkapan yang dibawa sebaiknya disimpan berdasarkan klasifikasi fungsinya. Misalnya, simpan makanan dalam sebuah tas tertentu, pemantik atau barang multiguna lainnya dalam tas yang lain. Cara penyimpanan seperti ini akan memudahkan Anda saat membutuhkan barang tersebut. Bawalah barang yang bisa berfungsi ganda. Contohnya, sarung kantung tidur atau sarung tenda dapat digunakan sebagai tas.
Perlengkapan standar
Tas punggung
Kantung tidur
Bantal tidur
Tenda (yang akan menjadi rumah selama perjalanan)
Makanan dan Minuman
Air kemasan secukupnya
Permurni air (filter, iodin atau pemutih)
Tungku dan bahan bakar
Layar penghalang angin (untuk menjaga api tetap menyala yang terbuat dari luminum foil)
Panci/wajan yang punya pegangan atau gagang
Pemantik tahan air
Cangkir atau mug
Mangkuk dan sendok yang ringan
Pisau Swiss atau pisau serba guna
Busa untuk membersihkan panci.
Pakaian
Sepatu khusus untuk medan yang sulit atau boot hiking (yang solnya tidak rata dan anti air)
Sandal dan kaus kaki atau sepatu kamping yang ringan
Kaus kaki wool
Dalaman kaus kaki (jika bertualang ke daerah yang dinggin)
Pakaian dalam (long underwear) sintetik untuk bagian atas dan bawah
Celana pendek sintetik
Pakaian dalam
T-shirt sintetik
Jaket dan celana panjang hujan atau angin
Jaket wool
Topi wool
Sarung tangan wool
Bandana
Aksesoris
Petunjuk arah (kompas), peta jalan atau buka panduan
Topi berlampu (headlamp)
Kertas tisu
Sekop pot plastik
Kantung sampah
Lip balm
Pelembab anti matahari (sun screen)
Pembersih tangan (hand sanitizer)
Sikat dan odol gigi
Perlengkapan P3K seperti plester, aspirin, tissue antiseptik, obat-obatan untuk mengatasi gatal-gatal dan iritasi akibat bersinggungan dengan tumbuhan beracun, semacam CORTAID® Treatment Kit, moleskin, tweezers)
Perlengkapan Tambahan
Tongkat untuk trekking
Topi untuk melindungi kepala dari sinar matahari atau hujan
Kacamata hitam
Majalah dan pena
Kamera dan film
Alas tenda (ground cloth)
Duct tape (semacam isolasi yang sangat kuat yang bahkan dapat digunakan untuk memperbaiki pipa bocor)
Jam tangan
Peluit
Saringan kecil (semacam yang digunakan untuk menyaring partikel makanan selagi mencuci piring)
Perlengkapan Khusus
Perempuan : bawalah beberapa tampon/pembalut walaupun Anda tidak berencana menggunakannya;berkemah dapat mengakibatkan beberapa perubahan pada siklus haid Anda.
Pemakai lensa kontak : bawalah cairan pembersih dan kacamata

Senin, 30 Juni 2008

Cinta dan cemburu
CEMBURU ADALAH HAL YANG MULIA
BILA BERDASARKAN PADA AL QURAN DAN AS SUNNAH


CEMBURU ADALAH HAL YANG NISTA
BILA BERDASARKAN KEPADA NAFSU ANGKARA MURKA


CEMBURU ADALAH FITRAH MANUSIA
CEMBURU SEORANG ISTERI KEPADA SUAMINYA
CEMBURU SEORANG SUAMI KEPADA ISTERINYA
ADALAH CEMBURU YANG TELAH TERBIASA

NAMUN ADA CEMBURU YANG LUAR BIASA
CEMBURUNYA PARA NABI DAN SYUHADA
KEPADA MANUSIA-MANUSIA YANG BUKAN PARA NABI DAN SYUHADA
KEPADA MANUSIA YANG SENANTIASA BERCINTA
DAN BERKASIH SAYANG DIANTARA HAMBA-HAMBA-NYA

by:nn

Sabtu, 16 Februari 2008

sucikan

Sucikanlah 4 hal dengan 4 perkara :

“Wajahmu dengan linangan air mata keinsafan, Lidahmu basah dengan berzikir kepada Penciptamu, Hatimu takut dan gementar kepada kehebatan Rabbmu dan dosa-dosa yang silam disulami dengan taubat kepada Dzat yang Memilikimu.”

gie

Mandalawangi Pangrango

Soe Hok Gie (Jakarta 19 Juli 1966)

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali
Kedalam ribaanmu, dalam sepimu dalam dinginmu

Walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

Malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
kau datang kembali
dan bicara padaku tentang kehampaan semua

Hidup adalah soal keberanian menghadapi tanda tanya
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

Dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas hutan-hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

Aku cinta padamu Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup

silent

kudapatkan ketenangan jiwa diatas sana
dibalik bukit-bukit yang tersipu menemani langkah-langkah tak pasti
seberkas senyum selalu menyapa penghuninya
melenakan akhir sebuah perjalanan


kelamnya kabut tak mampu menembus jiwa merdeka
gerimis senja membawa sejuta prasangka
satu persatu langkah tergantikan
menelusuri waktu yang tak kunjung sirna

loverNATURE

Pecinta Alam
identik dengan pelestarian alam, tapi nyatanya? justru bertolak belakang...


Saat ini keberadaan klub Pecinta alam tumbuh subur di bumi pertiwi ini, seperti jamur dimusim hujan. Dengan kondisi alam yang begitu mendukung kegiatan tersebut. Sebuah usaha positif dalam menyalurkan kegiatan tersebut. Namun terbersit ke khawatiran dengan banyaknya klub/kelompok pecinta alam tersebut. Apalagi bila ke hadiran klub-klub ini tidak diiringi misi dan visi yang jelas dalam organisasinya. Lihat saja gunung-gunung di Indonesia, contohnya Gede-Pangrango. Begitu kotor dan penuh dengan sampah...!

Mereka yang menamakan dirinya pecinta alam seharusnya menjadi ujung tombak dalam pelestarian alam ini bukan justru sebaliknya.
Makna pecinta alam dewasa ini sudah jauh dari makna yang sebenarnya.


Pecinta Alam bukanlah mereka yang yang telah menggapai atap-atap dunia, bukan mereka yang berhasil melakukan expedisi yang berbahaya, bukan pula mereka yang ahli dalam mendaki. Tapi mereka adalah orang-orang yang mau menjaga kebersihan lingkungan dimana mereka berada.

Sudah banyak manusia-manusia yang telah menggapai atap-atap dunia,tapi hanya segelintir orang yang benar-benar sebagai pecinta alam.
Semoga kita termasuk segelintir orang yang peduli dengan alam.

cahayaBULAN

akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yg biasa
pada suatu ketika yg telah lama kita ketahui
apakah kau masih sambut dahulu memintaku minum susu
sambil membenarkan letak leher kemejaku
kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih
lembah bandalawangi
kau dan aku tegak berdiri melihat hutan” yg menjadi suram
meresapi belaian angin yg menjadi dingin
apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika kudepak, kau dekaplah lebih mesra
lebih dekat
apakau kau masih akan berkata
kudengar dekap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta
cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tahu dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

mt.pangrango

mt.pangrango